Manifestasi Gerakan Tarbiyah. Bagaimana Sikap FSLDK ?

Tarbiyah. Sebuah gerakan yang mengadopsi atau meniru Ikhwanul Muslimin di Mesir untuk diterapkan di Indonesia dalam melakukan pembinaan dan perekrutan anggota secara khusus untuk kepentingan gerakan atau perjuangan di lingkungan umat Islam. Gerakan Tarbiyah ini awalnya sekitar tahun 1970-an dan tahun 1980-an merupakan gerakan dakwah kampus, yakni melalui masjid-masjid kampus di ITB, IPB, UI, UGM, UNAIR, UNIBRAW, UNHAS, dan sebagainya. Kemudian menjadi sebuah gerakan yang mengerucut dan menamakan diri sebagai “Tarbiyah” dan akhirnya pada tahun 1998 ketika babak baru Reformasi di antara para aktivisnya mendirikan Partai Keadilan (PK) yang berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada tahun 2004. Di belakang hari PK/PKS menjadikan “Tarbiyah” sebagai bentuk sistem pembinaan dan perekrutan anggota. Karena itu, sebagai sebuah gerakan akhirnya Tarbiyah menjadi tidak dapat dilepaskan dari partai politik Islam yang bernama Partai Keadilan Sejahtera.

Jika dikaji pada aspek “manhaj” secara normatif atau teks formal semata, maka gerakan keagamaan seperti Tarbiyah tentu tidak masalah, dalam arti baik di dalam dirinya. Tetapi manakala dikaji dari aspek gerakannya, maka gerakan Tarbiyah atau gerakan apapun akan tampak sisi-sisi atau wajah lain yang memiliki karakter, ambisi, tujuan, dan target-target ideologis hingga politik. Dalam aspek manhaj atau normatif pun bahkan dapat diketahui perbedaannya. Dari sini maka memahami Tarbiyah sebagai sistem maupun gerakan tidaklah sederhana, namun cukup kompleks. Intinya, bahwa gerakan Tarbiyah berbeda dengan gerakan Islam lain, termasuk Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK). Boleh jadi karena sesama gerakan Islam maka terdapat titik-titik kesamaan, tetapi juga memiliki perbedaan, lebih-lebih ketika menjadi gerakan sekaligus sistem pembinaan dari sebuah partai politik Islam tertentu. Karena itu baik sama apalagi berbeda, maka gerakan Tarbiyah dengan nilai-nilai dan ideologi gerakannya tidaklah dapat dihimpitkan dengan FSLDK maupun lainnya. Jika ingin begitu, ya dirikan saja Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Tarbiyah (FSLDKT). Dan pastinya, lembaga dakwah yang ada didalamnya pun juga harus merupakan Lembaga Dakwah Kampus Tarbiyah (LDKT), bukan LDK (Lembaga Dakwah Kampus). Sehingga jelas bahwa FSLDKT memang menganut idelogi Tarbiyah.

Jika dilihat dari gerakannya, FSLDK sendiri merupakan gerakan Islam yang independen, dalam artian memiliki karakter, dan garis perjuangan tertentu sebagaimana sejarah kelahirannya pada sarasehan di UGM yaitu salah satunya sebagai sarana perwujudan akselerasi dakwah kampus dan bukan sebagai sarana pembinaan jamaah Tarbiyah ataupun sebagai sarana pengkaderan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). FSLDK juga memiliki Komisi ke-LDKan, Komisi Jaringan Kemuslimahan serta Komisi Isu dan Keumatan, itu semua dibentuk sebagai sarana perwujudan akselerasi dakwah kampus serta untuk mewujudkan peran aktif LDK dalam menyikapi permasalahan keumatan. Karena itu, FSLDK berhak mengatur dan menjaga tatanannya serta harus dihormati oleh siapapun, termasuk dan apalagi oleh gerakan Islam lain yang sama-sama berada dilingkungan umat Islam. FSLDK memiliki hak bahkan kewajiban dalam dirinya untuk bebas dari campur tangan, infiltrasi, dan gangguan pihak manapun yang dapat memperlemah gerakannya. FSLDK pun tidak akan melakukan campur tangan dan mengganggu gerakan lain di negeri ini.

Sikap saling menghormati, toleransi, ukhuwah, kerjasama, dan menjaga batas-batas antara organisasi dan gerakan sesama umat Islam justru menjadi penting. Bukan saling menginfiltrasi, yang pada akhirnya dapat merusak bangunan dan kekuatan umat Islam secara keseluruhan. Persamaan bukan untuk diperhimpitkan apalagi menjadi alasan untuk saling mencampuri dan masuk ke rumah tangga antar sesama gerakan Islam. Perbedaan juga bukan untuk dipertentangkan apalagi menjadi benih konflik. Karena itu setiap gerakan Islam semestinya saling menjaga etika/akhlak gerakan, kehormatan, kemandirian, dan tatanan gerakan lain di lingkungan umat Islam. Insya Allah jika sikap moderat seperti itu dipelihara dan dijunjung tinggi maka akan tercipta kemaslahatan dalam gerakan Islam di Indonesia

Wallahu a’lam.

*) Dari Berbagai Sumber

32 Responses

  1. pesan habib munzir tentang golongan yang selamat

    Saudaraku kaum muslimin !
    Disamping kewajiban merealisasikan tauhid dan menghindari hal – hal yang bertentangan dengannya atau yang dapat menafikkanya, kita juga mesti berusaha agar tetap berada didalam lingkungan
    metode (manhaj) Ahlussunnah Wal Jama’ah “Alfirqah An Najiyah” (golongan yang selamat) dalam segala aspek, baik akidah maupum mu’amalah (tingkah laku). Yaitu metode generasi pertama (salaf) umat ini, dari kalangan sahabat dan orang-orang
    setelah mereka. Ahlus Sunnah memiliki metode (manhaj) dalam bab (iman) kepada Asma dan sifat (nama-nama dan sifat-sifat Allah) dan masalahmasalah (akidah) lainnya. Demikian juga halnya
    dengan masalah – masalah suluk (kelakuan), akhlak, mu’amalah dan ibadah serta segala aspek kehidupan, mereka memiliki manhaj yang jelas. Oleh sebab itu tatkala nabi menyebutkan bahwa umat ini akan terpecah menjadi tujuh poloh tiga golongan
    Beliau bersabda: “Semua (golongan) itu akan masuk neraka, kecuali satu golongan” Ditanyakan kepadanya “Siapakah mereka?“
    Beliau saw menjawab “Mereka ialah orang orang yang manhaj (agamanya) seperti manhaj (agama)ku dan sahabat – sahabatku sekarang ” Beliau tidak mengatakan “ Mereka ialah orang-orang yang mengatakan ini dan itu atau yang melakukan ini dan itu.. “ saja. Akan tetapi yang mengikuti manhaj Rasulullah saw dan para sahabat dalam segala hal.
    Oleh karena itu, kewajiban anda adalah:
    1. Dalam bab sifat, anda mesti mengimani semua sifat – sifat Allah yang disebutkan-Nya atau yang disebutkan oleh Rasul-Nya saw tanpa merubah (tahriif), membayang – bayangkannya (takyiif),
    menyamakannya dengan (sifat) makhluk (tamtsiil) dan membatalkan atau menolaknya (ta’thiil). Artinya, tidak boleh menafilan kecuali sifat yang dinafikan-Nya dan tidak boleh pula
    menyamakannya (dengan makhluk), berdasarkan firman Allah:“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. QS. Asy Syuura: 11.
    2. Meyakini bahwa sesungguhnya Al Quran adalah Kalamullah (firman Allah) yang diturunkan-Nya, bukan makhluk. Daripada-Nya berawal dan kepada-Nya akan kembali.
    3. Beriman kepada hal-hal yang akan terjadi setelah kematian, keadaan alam kubur (barzakh) dan (hal – hal) ghaib lainnya.
    4. Meyakini bahwa iman itu adalah perkataan dan perbuatan, meningka seiring dengan bertambahnya ketaatan, dan menurun sesuai dengan banyaknya maksiat (dosa).
    5. Tidak mencap seseorang kafir karena dosa yang dilakukan selain dosa syirik, selama dia tidak menganggap halalnya dosa itu.
    Dan meyakini bahwa sesungguhnya pelaku dosa besar apabila bertaubat, Allah akan terima taubatnya, dan apabila ia mati sebelum bertaubat,maka ia berada di bawah masyiah (kehendak)
    Allah.Jika Dia kehendaki diampuni-Nya. Dan kalau Dia kehendaki disiksa-Nya terlebih dahulu.
    Kemudian dimasukkan-Nya kedalam surga. Dan
    sesungguhnya tidak kekal di neraka, kecuali
    orang yang terjerumus ke dalam kekafiran dan
    kemusyrikan. Dan meninggalkan shalat termasuk
    kekafiran.
    6. Ahlus Sunnah mencintai, memuliakan dan
    loyal kepada para sahabat, tanpa membeda-bedakan
    apakah mereka dari kalangan Ahlul Bait (keluarga
    Rasulullah) atau bukan.
    Namun tidak berkeyakinan bahwa ada diantara
    mereka yang ma’shum. Dan sahabat paling utama
    adalah Abu Bakar Ash Shiddiq, kemudian Umar bin
    Khattab, kemudian Usman bin Affan, kemudian Ali
    bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum. Ahlus Sunnah
    memilih tidak mengungkit-ungkit (mendiamkan)
    perselisihan yang pernah terjadi di kalangan
    sahabat, karena para sahabat itu adalah orang –
    orang yang berijtihad.
    Barangsiapa yang benar ijtihadnya mendapatkan
    dua pahala, dan siapa yang salah, mendapat satu
    pahala.
    7. Ahlus Sunnah meyakini adanya karamah
    (keramat) bagi para wali. Mereka ialah orang –
    orang shaleh dan bertaqwa. Allah Ta’ala berfirman
    “Ingatlah sesungguhnya wali – wali Allah itu.
    Tidak ada ke khawatiran terhadap mereka dan
    ridak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu) orangorang
    yang beriman dan mereka selalu bertakwa”.
    QS.Yunus: 62-63
    8. Ahlus Sunnah berprinsip, tidak boleh
    me l akukan pe r l awanan kepada pemimpi n
    (pemeritah), selama ia masih mendirikan shalat
    di kalangan mereka, dan mereka belum melihat
    padanya kekafiran yang nyata yang dapat dibuktikan
    dengan keterangan dari Allah.
    9. Mereka juga berimana kepada qadar
    (ketentuan) baik dan buruk dari Allah dalam semua
    tingkatannya.
    Di samping itu mereka percaya bahwa
    manusia musayyar (diatur dalam berbuat) sekaligus
    mukhayyar (diberi kebebasan memilih). Maka ahlus
    Sunnah tidak menafikan adanya qadar dan tidak
    pula menafikan kebebasan manusia (menentukan
    pilihannya), akan tetapi mereka mempercayai
    keberadaan keduannya.
    10. Ahlus Sunnah mencintai kebaikan bagi
    segenap manusia. Mereka adalah sebaik-baik
    manusia, bahkan merekalah orang yang paling
    adil kepada sesama.
    Semoga shalawat dan salam selalu tercurah
    untuk Nabi kita Muhammad saw.

  2. Sekarang orang2 muhammadiyah cenderung ke PKS ya. dari pada PAN. Tanya kenapa??

  3. seperti yang sedang saya alami…
    dan benar, konflik internal lah yg terjadi.. dan itu berlarut- larut..
    organisasi itu berjalan pincang bertahun- tahun…

  4. jadi, semua organ kemahasiswaan Islam itu seharusnya tidak menonjolkan entitas organisasi tertentu yg mem-backing-nya. kalo kata mas penulis, jangan ada “sembunyi-sembunyi”.

    kita ini kan kaum mahasiswa, kaum intelektual. dalam dunia keilmuan kita sering mendapati berbagai macam perbedaan pendapat.

    harusnya dalam menjaga keberlangsungan gerakan dakwah, hal itu sudah wajar ada. sehingga tidak perlu dibesar-besarkan jika ditemui perbedaan.

    mari kita gunakan intelektualitas kita untuk menjaga gerakan dakwah ini. meskipum harus ada diskusi/perdebatan. beranilah berdebat, asal tidak terbawa dalam amarah.

    mari menerima argumen yg logis, rasional, dan sesuai dg dasar2 hukum Islam. jangan sampai ada taklid buta atau fanatisme.

    mengenai masalah menggunakan karakter yg mirip dengan suatu organisasi lain (ex: NU,Muhammadiyah, HT, PKS), ya,saya setuju untuk dicantumkan di namanya seperti FSLDKT, soalnya itu terlihat lebih fair, jujur, dan tidak nampak membohongi publik.

    syukron. mari bersatu di bawah panji Islam untuk kejayaan Islam.

  5. kuk nama UIN gak ada y???

  6. subhanallah, yuk belajar lagi.jaga hati, jaga bicara, jaga sikap. Allah maha mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi, dan begitu juga dengan apa yang ada di hati-hati manusia. luruskan niat, rapatka barisan. Allahuakbar…..

  7. asww. ana melihat kenapa manhaj tarbiyah yang lebih dominan dalam fsldk, karena sebagian besar para adk adalah dari tarbiyah, coba kalo adk banyak dari HT tentu manhaj Ht yang lebih dominan, dan isu-isu yang dibangun tidak jauh-jauh dari khilafah.

  8. hati hati dengan apa yang kita ucapkan, salah satu yang bisa membawa ke neraka adalah mulut. satu saja yang tersinggung sudah berdosa, apa lagi berjama’ah yang di ejek,..

    Astaghfirullah,…

  9. aslamualaikum…
    salam kenal..
    aku masih bingung nie bedanya FSLDK sama BKLDK…
    jelasin dunk..

    btw, kalau menurutku sih kita ga usah lah memperpanjang dan mendebatkan masalah yang furu’,. g bakal selesai-selesai deh. nanti malah lalai deh…
    yang penting tujuan kita satu. ISLAM JAYA. iya kan..

    • Saya tidak mengerti dengan kalian, justru itu yang membuat saya semakin benci dan enggan memilih PKS karena ada orang – orang seperti kalian yang tidak pernah bisa mengerti dan memahami bahwa lingkungan kerja kalian berbeda dan itu merupakan kesalahan “sangat fatal”…bagi sebuah lembaga dakwah kampus….”saya bukan kader PKS namun ketikan disuruh aksi malah meninggalkan syuro LDK, profesionalisme g ada kerja hanya bau busuk yang keluar melalui ocehan – ocehan yang membuat kalian seperti terlihat hebat dimata orang lain. Padahal……..”0” ….selamt berjung teman.. oh ya Put..KODISIA itu mata rantai PKS berhati – hatilah…

  10. OH ya..mau tanya niii..nanti mas putra nyoblos nomer berapa ya…?

    Reply:
    Nah itu dia mas… ntar lah… klo g nomor 8 ya nomor 9 🙂

  11. Assalamualaikum wr..wb. mas putra..

    Akhirnya saya merespon juga blog antum..masalahnya di FB saya ente minta kunjungan terus ah..ya g keren lha..mau promosi ya..ha..ha..! Bagus – bagus kenapa tulisannya g dibuat buletin di KODISIA sayang kan. Mungkin rumusan masalahnyanya bukan hanya sesederhana itu namun yang ingin saya tambahkan adalah memahami belum tentu mengimani dan hal yang paling saya tekankan adalah jika ingin berubah bukan melalui perkataan namun perbuatan..walau terkadang sangat sulit untuk merubah orang namun saya percaya bahwa antum adalah bagian dari jiwa KODISIA yang tidak ingin hal semacam itu terjadi….itu saja cukup!

  12. Islam YES! partai Islam NO!

  13. Assalamu’alaikum…
    salam Ta’aruf.
    menanggapi coment-coment di atas…
    memang benar dakwah perlu sarana, tapi sarananya seperti apa dulu..
    apakah nasyid dan teater yang dibawakan oleh teman-teman tarbiyah itu adalah sarana… jika y? makan kesalahan besar.
    mencapai tujuan dakwah dengan cepat itu bukan hakikatnya akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah caranya. klu tujuan tercapai dgn cpt tp menggunakkan cara2 yg tidak halal maka sama saja dengan 0.

  14. Mohon buat partai politik apapun namanya…
    yang dibawa islam itu bukan simbolnya, bukan NAMA ISLAM nya, bukan kubu2nya, bukan mahzab2nya…
    tapi AKHLAKnya…
    selama berada di jalan keselamatan, semua itu islam…
    kita sering lupa isi dan substansi, semua hanya teori saja..
    beragama hanya sebatas kulit! tidak memberi makna

  15. menurut saya, sangat disayangkan sekali bila apa yang antum tulis itu benar, mengingat konsep tarbiyah itu penting dalam pembentukan karakter kader dakwah dan muslim yang kaffah. kalau sampai hal tersebut sampai diekori oleh hal2 yang berbau politis sungguh itu akan mencemari kemurnian tarbiyah itu sendiri. biarlah mereka yang ditarbiyah memilih kemana arah mereka, mengingat saya juga pernah ditawari hal2 semacm itu namun tetap saya berkata “tidak” karena tugas saya bukan mencakup hal2 yang berbau politis saat ini. memang saat ini trend yang sedang terjadi…banyak partai politik memanfaatkan hal2 semacam itu untuk merekrut kader2 muda. tapi terkdang itu akan mematikan fungsi mahasiswa yang menjadi pejuang rakyat secara murni tanpa digawangi oleh antek2 politik… mungkin saja kita bekerjasama, namun jangan sampai menjadi idealisme mahasiswa yang sekarang lebih trend mengikuti partai politik saat masih berstatus mahasiswa..perkuat ilmu dululah baru pengaplikasiannya..takut2 malah nyimpang nantinya.

  16. organisasi islam manapun tidak boleh dibatasi untuk be-afiliasi dg organisasi Islam lainnya. yg jelas perjuangannya murni dan ikhlas karena Allah (bukan untuk kepentingan parsial tertentu)…. termasuk kalo fsldk belum punya seorang Mujtahid maka wajib hukumnya untuk bersinergi dg organisasi Islam lainnya yng punya Mujtahid agar kemurnian ide2 dan pemikirannya bisa terjaga, hal ini penting jangan sampai ada fatwa2 sesat yg berkembang di kalangan ADK.

    Slamat Berjuang
    say yess for Islam !

  17. Assalaamualikum…
    salam ukhuwah!

    saya sepakat dengan lima baris terakhir tulisan akhi putra. seandainya masing-masing kita hanya mementingkan urusan organisasi atau partai, bisa jadi nilai-nilai islam sendiri malah hilang. semua sibuk mengurusi `milik sendiri`, merasa benar sendiri dan enggan menjalin silaturrahim dengan yang lain. kalau begini, yang ada nantinya perpecahan umat….
    wallaahu a`lam

  18. Masalahnya sekarang…seberapa banyak umat Islam ini yang siap untuk “Sedikit berbeda” pada hal-hal yang furu’ tanpa merusak ukhuwah. Lha gara2 2009…kita kan bisa lihat…bagaimana kedewasaan mereka.

    Lha dikritisi sedikit saja sudah dibilang “nasionalis” he he walah kok yo angel lho mengimplementasikan teori njenengan di atas.

    Tapi saya salut dengan antum…keep fighting…umat ini memang perlu pencerahan dari orang2 seperti Anda.

  19. mas… saya acungi jempol untuk tulisannya… dakwah ini memang butuh orang-orang yang kritis untuk kemajuan dakwah ini kedepannya dan bukan orang-orang yang hanya bisa menjawab dengan jawaban ya..ya..saja.. Kalo menurut saya perbedaan-perbedaan itu akan selalu ada,akan tetapi apakah itu yang menjadi subtansi yang harus dibahas dan dimunculkan…?? dakwah ini butuh sebuah sarana untuk mewujudkannya sesuai dengan aspek-aspek kehidupan manusia itu..entah itu dakwah sekolah,dakwah kampus, dakwah ammah atw bahkan dakwah di sebuah parpol… yang menjadi permasalahan yaitu sebuah profesionalitas dari para penggerak-penggerak dakwah itu, yang pada akhirnya bermuara pada sebuah tujuan mulia yaitu ALLAH. terkait dengan masalah adanya sebuah penanaman sebuah gerakan tarbiyah didalam dakwak kampus, saya rasa tidak masalah selagi itu tidak melenceng dari Al-Qur’an dan sunnah, kembali lagi permasalahannya sebenarnya bukan itu.. akan tetapi siapkah para ADKnya untuk merangkul semua element yang ada di kampus tersebut tanpa ada sifat menutup diri dari gerakan dakwah yang lainnya, dan satu hal jangan sekali-kali memberikan stigma negatif pada kelompok-kelompok tertentu.. Lakukan yang terbaik dan biarkan Allah yang menilai hasilnya nanti… OK mas saya tunggu karya-karyanya…

  20. Untuk organisasi-organisasi dakwah kampus memang biasanya tidak dapat terlepas dari sebuah manhaj, bahkan organisasi setingkat SMA. Karena organisasi mau tidak mau harus memiliki satu visi, dan sangat sulit menyatukan dua visi yang berbeda dalam satu wadah, maka setiap organisasi biasanya memiliki kecenderungan terhadap sebuah manhaj.

    Sejak SMA saya mengalami hal itu. Karena ‘ide saya’ tidak bisa di akomodasi oleh organisasi-organisasi itu, mau tidak mau saya membuat kendaraan baru, yang penting adalah ide tersebut sampai ke umat. Bagaimana bentuk kendaraannya silahkan dipikirkan dengan kreatif.

    Tetapi yang harus dipahami bahwa ketika ada dua organisasi dakwah dalam satu kampus tidak berarti itu adalah bentuk perpecahan, selama apa yang disampaikannya islam kita semua tetap bersaudara. Hanya saja memiliki visi yang berbeda, sehingga agar tetap produktif (kedua belah pihak), yah tak masalah membuat kendaraan baru.

    Kadang kalau memaksakan dua visi dalam satu wadah, yang saya alami sih biasanya jadi ‘hancur’, yang ada konflik internal. Kita lebih baik fokus ke penyadaran umat, bagaimana caranya, disitu ikhtiarnya.

  21. saya sepakat dengan mas purnomo, mau dikemanakan mereka semua, kita bergerak dan berdakwah tapi buta,!!!!! kita masih mementingkan diri sendiri. menonjolkan haroki kita masing2. kalo memang ini FSLDK yang semua bendera harus dikibarkan doong, jangan bendera itu2 aja, makanya orang islam kalah dengan orang islam itu sendiri. dasar2 FSLDK haruslah dengan dasar FSLDK bersama mentang2 banyak orang2 yang satu haroki disitu. kita seharusnya bisa netral ikhwan wakhwatifillah.masih banyak orang yang tidak mengerti islam pingin masuk islam dengan benar .
    Wallahua’lam bisshowab
    Ya Alllah jadikan kami termasuk hamba2Mu yang Al Kayyis

  22. assalamu’alaykum wr wb

    afwan kalo salah tempat, akh.
    hanya ingin bersilaturahim dengan temen2 LDK se-Indonesia..

    salam ukhuwwah.
    kunjung balik ke blog ana ya…
    http://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/

    jazakallah

  23. terserah apapun simbolnya, yang penting hiduplah dengan penuh cinta karena cinta itu menghidupkan dan memberi kehidupan….

  24. assalamualaikum akhi.. apa khabar..??
    Kelihatannya tulisan antum semakin rame dan kritis akhi.. sekali-kali kalo ada waktu..kita bincangkan hal ini..sepertinya menarik… ayo donk datang ke sttn. kalo ga kekosan saya yang baru…dekat dengan rumah antum koq….no jgn diganti2..susah mo ngubungin antum..

    Reply:
    Wa’alaikumslam wrwb.. Alhamdulillaah baik2.
    Ok, mari silahkan kalau mau maen kerumah

  25. buat ana mah, … asal tetep gak ngelanggar syaria’t en niat dakwahnya semata-mata niat ikhlas cos Allah, …. smua punya jalan n pilihan masing2 tooo

  26. terima kasih sharing info/ilmunya…
    saya membuat tulisan tentang “Benarkah Kita Hamba Allah?”
    silakan berkunjung ke:

    http://achmadfaisol.blogspot.com/2008/09/benarkah-kita-hamba-allah-1-of-2.html
    (link di atas adalah tulisan ke-1 dr 2 buah link benarkah kita hamba Allah?)

    Apakah Allah juga mengakui bahwa kita adalah hamba-Nya?

    salam,
    achmad faisol
    http://achmadfaisol.blogspot.com/

  27. pernyataan antum bisa jadi malah memecah-belah persatuan yg sudah ada. apa benar solusinya dibikin FSLDKT or BKLDK or IPM?

    terlalu bertele-tele mengurusi masalah internal seperti ini mungkin akan membuat ketertinggalan qt semakin jauh.

    Reply:
    Memasukkan unsur lain selain unsur “tarbiyah” ke dalam FSLDK tidak akan memecah belah persatuan. Dan BKLDK tidak akan berdiri jika FSLDK bersifat netral serta terbuka

  28. hmm,, bagusnya sie kalo bisa memahami fiqih dakwah tentang mobilitas horizontal & mihwar-mihwar dakwah.

    sepakat dengan nice_jundiyah, yg semestinya dilihat adalah tujuan dari dakwah itu sendiri. Kalau tujuannya udah bener, seharusnya di dalamnya tidak perlu dianggap masalah & akan tercipta sinergi antara FSLDK maupun tarbiyah.

  29. Selama fsldk dan gerakan Tarbiyah memiliki 1 tujuan untuk mengibarkan panji Islam sbg Rahmat seluruh alam ya nda’ masalah, malah bisa sinergis dan kebangkitan Islam akan cepat terwujud. karena untuk mencapai itu (kebangkitan Islam) nggak bisa sendiri, banyak komponennya. Dan metode/kendaraan menuju kesana juga macam-macam, maka kita cari yang paling aman dan cepat. Begitu… ^_^
    Wallahua’lam.

  30. Sudah pernah kunjung ke FSLDK ITS belum, akhi?

    Reply:
    Alhamdulillaah sudah, dan masjidnya besar sekali

Leave a reply to no name Cancel reply